Komunitas Jepang terbentuk sekiranya awal tahun 2011 dengan adanya pertemuan (gathering)
antar mahasiswa mahasiswi Universitas Budi Luhur yang mempunyai
ketertarikan yang sama yaitu pada budaya Jepang. Tepatnya pada tanggal 13 Januari 2011, Komunitas Jepang ini berubah nama menjadi Japanese Club Budi Luhur, lebih dikenal sebagai JANCUBU. Perkembangan eksistensi
komunitas Jepang dalam lingkungan kampus yang tidak mempunyai fakultas
bahasa tidak lah mudah. Beberapa kali JANCUBU menemui titik jenuh dimana
berkurangnya gathering ataupun kegiatan lainnya. Beberapa
anggota meragukan eksistensi komunitas kecil ini dan pada akhirnya
berhenti (baca: anggota pasif).
Pada akhir tahun 2012, Kelas Unggulan PR 2010 mengajak JANCUBU untuk
berpartisipasi dalam acara yang mereka selenggarakan yaitu BLU-JFEST "One Days Trip to Japan".
Acara tersebut berlangsung sehari pada tanggal 19 Desember 2012. Selaku
komunitas Jepang, JANCUBU membantu kesuksesan acara BLU-JFEST tersebut
dengan pengetahuan dalam budaya dan tren Jepang. Dari situ lah,
perkembangan eksistensi JANCUBU mulai meningkat kembali dan maka dari
itu, tanggal 19 Desember 2012 ditetapkan sebagai tanggal didirikannya
Japanese Club Budi Luhur.
Selang kurang dari setahun setelah BLU-JFEST "One Day Trip to Japan", JANCUBU kembali diminta untuk ikut serta pada acara kali ini berjudul Budi Luhur One Dream. Pada acara tersebut, JANCUBU menyiapkan festival Jepang bernama Iruka no Matsuri (Festival Lumba-Lumba) sebagai simbol kelahiran JANCUBU. Iruka no Matsuri, yang diselenggarakan pada 23 November 2013, menjadi festival kebudayaan Jepang pertama di
Universitas Budi Luhur dan menjadi festival kebudayaan Jepang perdana
yang diorganisir oleh JANCUBU sendiri. Melalui festival tersebut,
JANCUBU semakin dikenal tidak hanya dikalangan mahasiswa Universitas
Budi Luhur, tetapi juga dikenal oleh komunitas luar.
0 komentar:
Posting Komentar